HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Ramalan Dukun 2022 (Bagian 1 - 3)

 

Ramalan Dukun 2022



Dukun

Bolehkah kita  mempercayai ramalan dukun? Cerita bersambung dengan judul Ramalan Dukun 2022 ini adalah cerita fiksi tentang seorang perempuan yang terjebak didalam lingkaran setan, kepercayaannya kepada seorang dukun telah membutakan mata hatinya, hingga akhirnya dia sadar bahwa selama ini dia telah tertipu mentah-mentah oleh sang dukun yang katanya mampu melihat masa depan.

Simak kisah selengkapnya dengan cara mendapatkan kode unik untuk membaca bagian selanjutnya.

 

Bagian Satu

******

Juminten terlihat putus asa, air matanya mengalir di pipi yang sudah tak lagi berisi. Berbagai cara telah dilakukannya, agar Jaka bisa kembali menjadi miliknya seperti sedia kala, tanpa perlu harus berbagi hati dengan perempuan lainnya.

Sebenarnya Juminten menyadari, bahwa Ia telah melanggar sumpah yang pernah terucap dulu, sebelum Ia kenal dengan Mery, perempuan muda yang baru dikenalnya itu pergi menemui seorang  dukun

Teringat pertemuannya dengan Mery, saat itu Juminten sedang menunggu "adik" di salon kecantikan, mereka berdua memang rutin pergi ke salon sebulan sekali untuk perawatan.

Saat itu Mery kaget, ketika mengetahui "status" wanita yang sedang ditunggui oleh Juminten.

Setelah saling bertukar nomor handphone, mereka pun berpisah dengan sorot mata yang terlihat aneh tatkala Mery melihat Surtini, "adik" Juminten yang baru saja selesai melakukan perawatan rutin di salon langganan "kakaknya".


******

Mery adalah seorang wanita cantik yang baru saja menjanda, Mery ditinggal pergi begitu saja oleh suaminya karena kehadiran orang ketiga di dalam rumah tangganya.

Melihat keakraban Juminten dan "adik"nya itu entah kenapa, dendam kesumatnya kepada orang ketiga yang sudah menghancurkan kebahagiaan rumah tangganya itu muncul kembali, tujuannya satu yaitu membalaskan dendamnya yang sempat tertunda.

Mery terperangah, masih dengan mulut terbuka dia dengarkan Juminten yang terus bercerita tentang hubungan dengan "adik" kesayangannya yang ternyata adalah madunya.

Saat itu, di bawah siraman cahaya bulan purnama, di depan seorang  perempuan yang duduk disebelahnya, dengan penuh keyakinan, dirinya menjawab pertanyaan seorang lelaki  yang tengah duduk di depannya, sambil menggengam erat jemari perempun calon madunya, ketika  Jaka kembali menanyakan kepada dirinya, apakah Ia bersedia menerima Surtini menjadi bagian dari keluarga inti mereka.

Dengan penuh keyakinan, sambil tersenyum kepada perempuan yang duduk disebelahnya, Juminten menganggukkan kepalanya, sebagai tanda Ia mengabulkan permintaan suaminya untuk memperistri perempuan lain selain dirinya. 

Menurut Juminten, jauh sebelum sumpah mereka ikrarkan, Ia dan Surtini memang sudah saling mengenal antara satu sama lainnya. 

Walaupun tidak tinggal di kota yang sama, mereka berdua selalu meluangkan waktu untuk bepergian bersama, hubungan mereka terjalin begitu erat, komunikasi terjalin rutin via  aplikasi  chat  yang  ada.

Setelah disepakati bersama, mereka bertiga bersumpah atas nama Tuhan  yang  telah menciptakan mereka, bahwa mereka bertiga akan saling menyayangi dan menjaga antara satu dengan yang lainnya, dalam suatu ikatan hubungan rumahtangga.

Sebagai wujud dari kesungguhan sumpah yang mereka ucapkan bertiga,  Juminten juga yang telah meminta secara langsung kepada orangtua dari calon madunya, agar diberi izin untuk dinikahkan dengan suaminya.

Pernikahan berlangsung dengan khidmat, di depan penghulu, disaksikan oleh Juminten dan keluarga kedua belah pihak, lelaki  yang  selama ini telah menjadi suaminya itu akhirnya syah di mata hukum negara, memiliki istri lain selain dirinya.

Walau kata orang, hidup berumah tangga setelah pesta pernikahan selesai dilakukan itu tak seindah yang  terlihat  di dalam bingkai foto pernikahan, perempuan muda dan perempuan yang saat ini telah resmi menjadi adiknya,  karena sama-sama menjadi istri  yang syah dari seorang lelaki yang sama itu terlihat bahagia dan baik-baik saja.

Kehidupan mereka bertiga seperti layaknya kehidupan rumah tangga yang lainnya, Juminten memperlakukan Surtini yang  saat ini telah menjadi istri dari suaminya itu selayaknya adik kandungnya sendiri.  

Begitupun Surtini yang baru dinikahi  oleh suaminya, dia memperlakukan juminten seperti layaknya kakak kandungnya sendiri,  untuk semua kebutuhan dan urusan rumah tangga selalu mereka kerjakan berdua, bergotong royong,  bahu membahu dengan tujuan untuk saling meringankan beban yang lainnya.

Keharmonisan rumah tangga mereka bertiga itu memang terkadang menimbulkan sedikit kecemburuan dari yang  lainnya.

"Bagaimana mungkin mereka bertiga bisa hidup rukun dan baik-baik saja?" Pikir Mery yang semakin hari semakin membenci keharmonisan rumah tangga mereka bertiga.

"Tidak ada tempat bagi orang ketiga di dunia!" Desis Mery.

Sebagai seorang lelaki  yang memiliki dua  orang  belahan hati, Jaka yang telah bersumpah: bahwa apapun  yang  akan terjadi, dia akan melindungi kedua istrinya itu, tidak mengetahui jika ternyata ada orang yang ingin menghancurkan kehidupan mereka bertiga.

Jaka memang tidak pernah membeda-bedakan istrinya, sebab dimatanya tidak ada istilah “Istri muda” ataupun “Istri itua”.

Menurut Jaka, istri ya istri, tidak ada  yang  namanya istri tua atau istri muda, sehingga menurutnya sama saja dan tidak ada yang perlu untuk merasa dilebihkan antara satu dengan yang lainnya.


******

Kehidupan terus berjalan,  sebagaimana bumi yang  terus berputar mengikuti putaran zaman.

Bumi berputar pada sumbunya, menciptakan perubahan, pagi berganti menjadi siang, siang beranjak mendatangi sore dan sore berganti menjadi malam.

Di antara semburat cahaya fajar, kelopak bunga-bunga mulai bermekaran, kupu-kupu yang kedua sayapnya terlihat berwarna-warni hinggap dari satu kelompak bunga ke kelopak lainnya.

Dunia terasa damai saat penghuni alam menyadari,  untuk apa Tuhan menciptakan mereka ada di dunia.

Alam beserta isinya bertasbih, mengagungkan nama Sang Pencipta. Lingkaran kehidupan berputar atas kehendak nya.

Sebagai seorang  lelaki  yang memiliki dua  orang  istri  yang saling menyayangi antara satu sama lainnya, Jaka memang tidak selalu berada dan  bersama dengan kedua istrinya, sehingga kadangkala ketika Jaka tidak berada di rumah, kedua wanita yang seperti “kakak beradik” itu selalu pergi kemana-mana berdua,  baik ketika sedang berbelanja untuk membeli kebutuhan rumah tangga ataupun menghadiri acara keluarga mereka.

 

Bagian Dua

******

Ketika sedang berada di tempat-tempat keramaian, orang-orang yang melihat keakraban mereka berdua pasti tidak akan menyangka, jika mereka berdua ini sebenarnya adalah dua orang wanita yang telah di peristri oleh seorang pria yang sama, karena mereka terlihat begitu menyayangi antara satu sama lainnya.

Waktu terus berjalan, walau hidup serumah dalam satu ikatan pernikahan oleh sebagian orang terlihat masih aneh, tetapi mereka selalu mampu memberikan jawaban yang masuk akal kepada orang-orang yang awalnya   mencibir "ketidak umuman" cara mereka menjalani kehidupan berumah tangga. Orang-orang melihat hubungan mereka terlihat lebih harmonis dari pasangan lainnya.

Karena  dianggap berprestasi di tempatnya bekerja, Surtini perlahan  naik jabatan, jabatan baru yang pelan-pelan mulai membuat waktunya sedikit tersita.

Jika sebelumnya dia selalu pergi kemana-mana dengan Juminten, baik untuk sekedar jalan ataupun pergi ke salon kecantikan, dikarenakan kesibukan barunya itu pelan-pelan Surtini sudah jarang menemani Juminten.

Surtni yang dahulu selalu pergi menemani "kakaknya",  baik untuk melakukan pekerjaan rumah tangga ataupun sekedar menemaninya jalan-jalan dan belanja untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka bertiga,  saat ini sudah kesulitan  membagi  waktu untuk membantu Juminten.

Juminten yang  kesehariannya adalah seorang ibu rumah tangga, pelan-pelan mulai menyibukkan dirinya dengan berbagai kegiatan bersama Mery yang diam-diam selalu memantau keadaan rumah tangga mereka.

Hari  berganti Minggu dan minggu berganti bulan, Juminten dan Mery semakin akrab, teman baru Juminten itu perlahan mulai bisa menggantikan kehadiran Surtini,  “adiknya” yang saat ini sudah jarang sekali memiliki waktu untuk menemani “kakaknya” itu kemana-mana.

Juminten yang lugu itu tidak mengetahui jika ternyata di balik kebaikan Mery kepadanya itu ada maksud yang tersembunyi.

Pelan tapi pasti Mery berhasil meracuni pikiran Juminten, sehingga kini Juminten begitu mempercayai apa saja yang diucapkan Mery.

Hasutan demi hasutan Mery akhirnya membuahkan hasil, ditambah dengan bukti-bukti yang ada  dalam cerita sinetron di  layar televisi, saat ini dengan di temani Mery, Juminten melangkahkan kaki menuju ke rumah dukun langganan Mery.


*****

Di depan seorang perempuan paruh baya yang memiliki berat tubuh sekitar 100 kg itu Juminten cuma diam dan hanya mengangguk-anggukkan kepalanya, Mery bercerita dan meminta si dukun wanita itu agar "melenyapkan" Surtini yang dianggapnya sudah merusak kebahagiaan Juminten dan Jaka.

Berbekal sebotol air mineral yang sudah berisi jampi-jampi, Juminten dan Mery pergi meninggalkan rumah dukun yang ternyata adalah seorang janda beranak tiga.

Berkat dorongan dan motivasi dari Mery, dengan kesungguhan dan keyakinan di dalam hati, Juminten melakukan apa yang diminta oleh dukun sesampainya di rumah.

 

Siang berganti malam, malam berganti pagi dan hari berganti Minggu.

Kehidupan rumah tangga Juminten dan Surtini sudah tidak seperti dulu lagi, Juminten terlihat begitu membenci "adik" dan suaminya itu, hingga terkadang sempat beberapa kali terjadi keributan.

Perubahan yang paling mencolok dari sosok Juminten adalah dia semakin berani melawan dan mengumpat suaminya sendiri.

Jaka dan Surtini saling pandang, mereka mencoba ajak Juminten duduk bermusyarah seperti biasa, untuk membahas masalah rumah tangga mereka bertiga, tetapi Juminten menolak mentah-mentah permintaan suami dan madunya.

Bukan hanya Jaka dan Surtini yang melihat perubahan Juminten, keluarga besar Juminten pun melihat perubahan yang tak biasa pada diri Juminten.

Seringkali Surtini dan Jaka tidak menemui Juminten di dalam rumah sepulang dari tempat mereka bekerja.

Mery ternyata telah berhasil melaksanakan rencananya, beberapa kali Juminten berteriak kepada Jaka, agar memilih antara dia atau Surtini sebagai istrinya.

Jaka mengatakan bahwa dia tidak akan memilih satu diantara dua, hingga Juminten pun naik pitam dan meminta agar Jaka segera menceraikan dirinya.

Mendengar ucapan Juminten, Surtini meminta agar "kakak"nya itu mengucapkan istighfar.  Jaka berkeras bahwa dia tidak akan menceraikan Juminten dan Surtini apapun yang terjadi.

Melihat tuntutannya kepada Jaka tak membuahkan hasil, Juminten pergi meninggalkan mereka berdua, untuk menemui Mery.


******

Jika dahulu Juminten begitu menyayangi “adik”nya, seperti menyayangi adik kandungnya sendiri, setelah berteman akrab dengan Mery lambat laun dia mulai menganggap bahwa Surtini itu adalah saingan terberat dan racun  yang  harus Ia singkirkan dari kehidupan rumah tangganya.

Jaka dan Surtini merasa heran dengan perubahan sikap dari Juminten itu, tapi karena mereka begitu menyayanginya, akhirnya mereka berdua lebih memilih untuk menunggu waktu  yang tepat  untuk bertanya, “Ada apa?”

 

Ayam  jantan membuahi ayam betina sehingga ayam betina itu mengeluarkan beberapa butir-telur,  setelah mengerami telurnya, tak lama beberapa telur itupun menetas menjadi beberapa ekor anak ayam.

 

Perubahan  yang  terjadi pada diri Juminten itu berlangsung mulai dari ayam jantan mengejar-ngejar ayam  betina, hingga ayam betina itu sudah berjalan membawa beberapa ekor anaknya yang sudah menetas dari cangkang telurnya.

Pertanyaan yang ada di dalam benak Jaka dan Surtini belum juga mendapatkan jawaban.

Di depan suami dan “adik”nya, Juminten mulai menunjukan  rasa ketidak sukaannya kepada mereka berdua, terkadang dia sengaja mencari-cari  kesalahan mereka berdua agar ada bahan keributan.

Salah menyimpan gelas  atau piring saja sekarang menjadi bahan untuk marah, hal kecil diperbesar dan selalu seperti itu.

Suami dan “adik” Juminten terkadang hanya saling padang karena merasa ada  yang aneh dengan perempuan yang mereka sayangi, sepertinya  begitu membenci mereka berdua tanpa ada alasan.


******

Dibawah  cahaya  senja, Juminten dan Mery terus berjalan, mendatangi kediaman  dukun  wanita yang kata  orang  adalah titisan dari Mama Lauren, peramal kondang yang   telah  meninggal dunia dalam usia 78  tahun, karena penyakit paru-paru dan gangguan  jantung  pada, 17 Mei 2010 yang lalu.

Berbekal  ucapan dari Mery yang selalu mengatakan,  bahwa di dalam  surga itu hanya ada satu bidadari untuk  seorang  pria, Juninten mulai  mendatangi  kediaman  dukun wanita yang katanya  selain bisa  menerawang nasib  seseorang  di masa  depan, juga  bisa memisahkan  dua  hati yang saling  mencinta, sekalipun  itu  karena  sama-sama  mencintai  atas  nama  Tuhan Sang Pemilik cinta.


BagianTiga


******

Di depan  seorang  wanita  tua yang  memiliki  bobot  tubuh  sekitar  100 kg itu Juminten menceritakan bahwa hingga sampai saat ini Jaka masih belum menceraikan Surtini,

Juminten melirik ke arah Mery, saat melihat si dukun wanita itu dilihat cuma manggut-manggut saja saat mendengar kan laporannya barusan.

Pandangan mata Juminten beralih ke dua orang anak gadis si dukun yang terkenal dengan julukan titisan peramal kondang itu, melihat keadaan dukun dan anak-anak nya itu entah kenapa dia ingat dengan ucapan suaminya, lelaki yang saat ini begitu dia benci karena telah menduakan cintanya.

Tapi entah kenapa, walaupun saat ini dia begitu membenci Jaka, terkadang Ia  masih  ingat  perkataan  suaminya itu, “Bahwa  suami  istri  itu  sesungguhnya  adalah  ibarat  sebuah  pakaian, si istri  adalah pakaian  dari si suami dan begitu juga dengan  si suami  adalah pakaian dari si istri, maka  dari itu, jagalah  pakain  itu sebaik-baiknya, agar enak  dikenakan dan tidak  menjadi aib bagi si pemakainya,”

"Persetan dengan nasehat Jaka!" Desis batin Juminten saat teringat kata-kata suaminya itu ketika sedang menasehati uatri-istrinya sambil minum teh bersama.

Mery selalu berhasil  meyakinkan  dirinya, tentang  tujuan mereka  menemui dukun yang selama  ini  dianggap selalu  berhasil  menyelesaikan  semua  permasalahan  yang  dihadapi oleh para  pasiennya tanpa masalah.

Mendengar bahwa ramuan yang dia berikan sebelumnya belum memberikan hasil yang memuaskan, dukun wanita yang memiliki nama Morena itu meminta mangkuk yang berisi air kepada anaknya. 

Di depan  sebuah mangkuk yang  berisi air dan irisan beberapa  jeruk  purut  di dalamnya, dukun perempuan  itu terlihat  manggut-manggut sambil komat-kamit membaca mantra. 

Selanjutnya, sambil menatap ke arah mata Juminten dan Mery yang tertunduk penuh pengharapan kepadanya, dengan sombong dia mengatakan, bahwa dengan kuasa pekatnya  malam, tak  ada yang tidak  mampu  dia  selesaikan di dunia. 

Setelah  menyalami sang  dukun dengan“salam tempel”, setelah mengucapkan terimakasih,u Juminten dan Mery pergi meninggalkan kediaman dukun yang terkenal mampu melihat masa depan dan mampu menyelesaikan masalah tanpa masalah itu dengan rasa gembira, karena tujuan mereka selama ini akan terlaksana dalam waktu dekat ini.


******

Setelah  pertemuan pertamanya  dengan  dukun yang   diketahui mampu  menyatukan dua hati yang   tak saling  mencintai itu, Juminten sebenarnya merasa bahwa semakin  hari  dia merasa  ada yang kurang pada dirinya, terlebih jika  dalam  satu Minggu  saja  Ia dan temannya  itu  tidak datang  untuk  berkonsultasi ke rumah dukun yang   selalu memberinya  ramuan yang  harus  diminumkan kepada suami dan "adik"nya. Entah kenapa dia merasa bahwa saat ini dia begitu membutuhkan dukun wanita itu, sehingga apa saja dia ceritakan ke dukun itu, baginya, saat ini hanya Mery dan dukun itu yang mampu memahami keadaan dirinya.

Juminten sebenarnya merasa ada yang aneh, sebab semakin Ia berusaha menjauhkan suaminya dengan perempuan yang sudah dianggap adiknya itu, saat ini hubungannya dengan Jaka bukannya semakin mesra seperti apa yang diharapkan nya, dia malah merasa semakin jauh dari suaminya dan terlebih kepada Surtini, setiap melihat nya, bawaannya mau bunuh diri saja.

Semakin lama Juminten  semakin  terlihat  aneh   di mata  suami dan orang orang-orang yang berada di sekitarnya.  


******

Saat  ini Surtini hanya mau  mendengarkan  omongan Mery dan dukun yang  telah berjanji  akan  membantunya, entah  bantuan  apa yang   pernah di janjikan oleh dukun yang telah  ditinggal  pergi  suaminya pada 25 tahun yang  lalu itu, yang pastinya saat ini Juminten begitu merasa ketergantungan kepada dukun perempuan itu.

Jam  berganti  hari, hari  berganti  Minggu  hingga  Minggu  berganti  bulan, bulan berganti tahun, tak terasa hampir dua tahun  dan Juminten masih saja terus datang ke rumah dukun itu, meski Juminteb menyadari apa yang dia berikan pada suaminya itu sampai saat  ini tidak ada perubahan sama sekali, tapi Juminten merasa yakin bahwa tidak mungkin dukun itu membohongi dirinya.

Dihadapan suami dan “adik”nya itu.  Rasa amarah Juminten sering tak bisa Ia kontrol, amarahnya sering meledak ledak tanpa tau apa yang dipermasalahkan.  

Ketika sedang "normal" terkadang Juminten merasa malu pada suami dan “adik’nya itu, karena mereka masih memperlakukan dirinya dengan baik, bahkan merawatnya ketika Ia sakit dan mesti dirawat di Rumah Sakit. Padahal sudah jelas-jelas dia berusaha meracuni suami dan "adik"nya itu dengan ramuan yang selalu di bekali oleh dukun langganan nya.

Semakin  lama Juminten semakin  terlihat  aneh  di mata orang-orang  yang berada  di sekelilingnya, orang-orang yang berada  di sekeliling  itu  tau bahwa  dulunya Juminten itu begitu patuh  kepada  suaminya  dan juga baik  kepada orang-orang disekitarnya, tapi  setelah bertemu dan menjadi  pasien dari dukun janda beranak tiga itu  semuanya  seperti berbalik 180 derajat.

 

Bersambung >>

Terima kasih sudah membantu, semoga berkah dunia dan akhirat dan makin dilancarkan rezekinya ya..

Catatan:

Cerita bersambung ini tayang di Warkasa1919.com, Rumahfiksi.com. Cerita ini hanya fiktif  belaka. Jika ada kesamaan Foto, nama  tokoh, tempat  kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsure kesengajaan

© Warkasa1919.com, All rights reserved.

KONTEN PREMIUM
Anda dapat membaca Konten Premium dengan Metode Pembayaran, silahkan masukan kode pembayaran untuk lanjut membaca
Login

Payment

Tutup Iklan