Widget HTML #1

Arti, Lambang, Gambar, Logo, Falsafah dan Jurus PSHT


 



ARTI LAMBANG PSHT

1. Segi empat panjang

Bermakna Perisai.

2. Dasar Hitam

Bermakna kekal dan abadi.

3. Hati putih bertepi merah

Bermakna cinta kasih ada batasnya.

4. Merah melingkari hati putih

Bermakna berani mengatakan yang ada dihati/kata hati

5. Sinar

Bermakna jalannya hukum alam/hukum kelimpahan

6. Bunga Terate

Bermakna kepribadian yang luhur

7. Bunga terate mekar, setengah mekar dan kuncup.

Bermakna dalam bersaudara tidak membeda-bedakan latar belakang

8. Senjata silat

Bermakna pencak silat sebagai benteng Persaudaraan.

9. Garis putih tegak lurus ditengah-tengah merah

Bermakna berani karena benar, takut karena salah

10. Persaudaraan Setia Hati Terate

Bermakna mengutamakan hubungan antar sesama yang tumbuh dari hati yang tulus, ikhlas, dan bersih.

Apa yang dikatakan keluar dari hati yang tulus.

Kepribadian yang luhur.

11. Hati putih bertepi merah terletak ditengah-tengah lambang

Bermakna netral

 


PSHT ialah organisasi pencak silat yang masuk di antara organisasi pencak silat terbesar di indonesia.

PSHT tidak menyinggung dirinya sebagai perguruan, namun organisasi ini memiliki kepintaran tersendiri, yang didalamnya memperlihat wadah yang profesional, guna terus dapat beradaptasi dengan Zaman.

Di dalamnya dapat membentuk karakter masing-masing anggotanya sehingga jiwa orang - orang didalamnya tidak sempit, tidak terkurung dengan kosep ilmu eksklusif , tapi ilmu yang di dapat di dalam organisasai ini dapat dijadikan sumber untuk menggali ilmu lainnya, yakni ilmu alam dan kemanusiawian.

Pepatah mengatakan, "Setiap Pelaku ilmu tidak bakal bertemu puncak kesempurnaan ilmunya, sebelum tersingkap kemanusiawiannya."

Oleh karena itu tidak sedikit orang tertutupi sifat kemanusiawiannya oleh kecerdikan ilmunya sendiri.

Seperti orang yang belajar ilmu politik tapi digunakan untuk memolitiki orangnya sendiri, orang belajar kepintaran ilmu akal namun untuk mencatut orang dengan deviden dirinya sendiri, orang belajar digdaya tapi hanya untuk menzolimi yang lainnya.


TUJUAN PSHT : 

1. Mempertebal Rasa Ketuhanan Yang Maha Esa.

2. Membentuk Manusia yang berbudi Luhur, tahu benar dan tahu salah.

3. Menanamkan jiwa kesatria, cinta tanah air dan bangsa Indonesia

4. Mempertinggi seni Pencak silat dengan berpedoman wasiat SH Terate

5. Mempertebal rasa cinta sesama

6. Memperkuat mental spiritual dan fisik warga PSHT khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.

7. Mempertebal kepercayaan diri bagi setiap warga PSHT atas dasar Kebenaran. Ajaran PSHT

 

TRI TUNGGAL PSHT

 Cerdas: apabila diberi materi senam,jurus dll..cepat nyambung/tanggap.

Tangkas Apabila di beri tekhnik beladiri dipergunakan dengan baik dan benar pada waktu sambung.

Tabah: Apabila mendapat cobaan kita terima dengan tabah dan ikhlas.

 

BUKTI PERSAUDARAAN :

Berjabatan tangan, bila berjumpa dengan warga / siswa dimana saja. Hormat menghormati sesama warga muda dan tua untuk menjaga kesopanan.
Saling Tolong menolong sesama, tidak membeda-bedakan demi persaudaraan. Adanya sambung anggota/warga adalah demi untuk mempererat tali persaudaraan di PSHT. Tidak boleh DENDAM lahir batin.

 

TUJUAN MASUK PSHT :

1. Ingin menjadi Warga PSHT yang sesungguhnya.

2. Ingin mengetahui/belajar lebih dalam tentang Pencak silat yang diajarkan di PSHT

3. Ingin mengetahui seperti yang sudah menjadi warga PSHT yang sesungguhnya.,

 


 

Jurus PSHT

Pada usia yang relatif masih muda Ki Ageng Soerodiwirdjo mengaji di pondok pesantren tibu ireng jombang, dan disini lah beliau belajar pencak silat pada tahun 1892 pindah ke bandung tepatnya di parahyangan di daerah ini beliau berksempatan menambah kepandaian ilmu pencak silat. Ki Ageng Soerodiwirdjo adalah seorang yang berbakat, berkemauan keras dan dapat berfikir cepat serta dapat menghimpun bermacam-macam gerak langkah permainan. Pencak silat yang di ikuti antar lain:

 

 

   Cimande

    Cikalong

    Cibaduyut

    Ciampea

    Sumedangan

 

Tahun 1893 beliau pindah ke jakarta, di kota betawi ini hanya satu tahun tetapi dapat mempergunakan waktunya untuk menambah pengetahuan dalam belajar pencak silat yaitu:

 

    Betawian

    Kwitangan

    Monyetan

    Toya

 

Pada tahun 1894 Ki Ageng Soerodiwirdjo pindah ke bengkulu karena pada saat itu orang yang di ikutinya (orang belanda) pindah kesana.di bengkulu permainanya sama dengan di jawa barat, enam bulan kemudian pindah ke padang. Di kedua daerah ini Ki Ageng Soerodiwirdjo juga memperdalam dan menambah pengetahuannya tentang dunia pencak silat. Permainan yang diperolehnya antara lain : minangkabau

 

    Permainan padang Pariaman

    Permainan padang Sidempoan

    Permainan padang Panjang

    Permainan padang Pesur / padang baru

    Permainan padang sikante

    Permainan padang alai

    Permainan padang partaikan

 

Permainan yang di dapat dari bukit tinggi yakni :

 

    Permainan Orang lawah

    Permainan lintang

    Permainan solok

    Permainan singkarak

    Permainan sipei

    Permainan paya punggung

    Permainan katak gadang

    Permainan air bangis

    Permainan tariakan

 

Dari daerah tersebut salah satu gurunya adalah Datuk Rajo Batuah. Beliau disamping mengajarkan ilmu kerohanian. Dimana ilmu kerohanian ini diberikan kepada murid-murid beliau di tingkat II.

Pada tahun 1898 beliau melanjutkan perantuanya ke banda aceh, di tempat ini Ki Ageng Soerodiwirdjo berguru kepada beberapa guru pencak silat, diantarnya :

 

    Tengku Achamd mulia Ibrahim

    Gusti kenongo mangga tengah

    Cik bedoyo

 

Dari sini diperoleh pelajaran – pelajaran, yakni:

 

    Permainan aceh pantai

    Permainan kucingan

    Permainan bengai lancam

    Permainan simpangan

    Permainan turutung