Pintar Membagi Waktu Merupakan Salah Satu Tugas Kepala Sekolah
Tugas Kepala Sekolah
Seperti kita ketahui tugas seorang pemimpin itu berat. Saya tidak akan membahas pemimpin yang lebih tinggi dari saya, tapi yang akan saya bahas adalah tentang tugas seorang kepala sekolah yang merupakan pemimpin atau manajer di sekolahnya.
Saya menulis tulisan ini bukan katanya, tapi berdasarkan pengalaman pribadi setelah saya menjadi Kepala Sekolah. Kalau guru akan mudah menulis tentang pendidikan yang berkaitan dengan tugas sehari-hari yang mengajar. Kalau Kepala Sekolah menulis pengalaman sehari-hari yang dihadapi. Karena pengalaman setiap hari itu selalu berbeda.
Bagi saya menulis pengalaman sehari-hari itu lebih mudah dibanding menulis yang tidak kita kuasai dan dipaksa harus menguasai, tentu akan beda hasilnya. Ketika menulis asal ada dan menulis dari hati.
Sebenarnya banyak tulisan saya yang berkaitan dengan tugas Kepala Sekolah, meski ditulis secara ringan dan bisa mengecoh para pembaca. Saya mengukur diri sendiri, saya tidak terlalu tertarik dengan tulisan yang terlalu serius, karena jenuh membacanya, lebih baik menulis artikel ringan yang penting sampai sasaran.
Semua Kepala Sekolah, saya yakin sudah mengetahui lima kompetensi yang harus dikuasai, seperti Kompetensi Kepribadian, Kompetisi Manajerial, Kompetensi Kewirausahaan, Kompetensi Supervisi dan Kompetensi Sosial.
Dari lima kompetensi ini para Kepala Sekolah sudah banyak yang melakukannya meski tidak melihat teori dan langsung praktek. Contoh yang paling mudah ketika seorang Kepala Sekolah mendapat tugas di tiga tempat dan kehadirannya sangat ditunggu.
Pintar Membagi Waktu
Ketika mendapat tugas atau kegiatan di satu waktu, Kepala Sekolah harus pintar membagi waktu dan membuat perencanaan yang matang. Sehingga tiga kegiatan itu bisa terlaksana semua.
Kegiatan dalam waktu bersamaan sering saya alami, saya harus memilah-milah kegiatan yang bisa ditangguhkan dan yang tidak. Belum lama ini saya mendapat undangan untuk menghadiri penyerahan piala untuk juara lomba karakter, diwaktu bersamaan saya juga sudah ada janji dengan pihak kampus yang mahasiswanya mau mengadakan PLP 1 dan saya juga sudah ada janji dengan pihak bank untuk pengambilan dana.
Setelah saya mendapat informasi dari guru-guru yang terlibat, seperti guru pendamping lomba karakter, guru pamong dan bendahara. Akhirnya rencana A yang awalnya seharian mau mengikuti kegiatan penyerahan penghargaan bagi pemenang lomba dari pagi sampai siang, saya ganti dengan rencana B, dengan pertimbangan penyerahan penghargaan saya tugaskan guru pendamping untuk mendampingi siswa kami yang juara tiga membuat video iklan masyarakat. Dan saya juga tidak mendapat tugas dalam acara itu, jadi waktu saya lebih leluasa.
Saya putuskan pukul 08.00 WIB, saya menerima dosen dan para mahasiswa yang akan PLP (Penelitian Lapangan Persekolah), karena pihak kampus sudah jauh hari mengagendakan kegiatan ini dan ingin bertemu saya selaku penanggungjawab di SDN Sadagori 1.
Setelah menerima dosen dan pihak kampus, saya bersama bendahara ke bank terlebih dahulu, ketika mendapat antrian 37 dan harus menunggu 31 antrian lagi, saya putuskan untuk langsung menemui siswa saya yang menjadi juara tiga itu, dan berpesan kepada bendahara bila sudah antrian 25 agar memberitahu saya.
Sambil menunggu antrian yang begitu lama, dan memanfaatkan waktu saya langsung meluncur ke Dinas Pendidikan, Alhamdulillah bisa bertemu dengan siswa saya dan memberi semangat dan support pada siswa tersebut, saya melihat siswa, guru dan orangtua yang mendampingi sangat senang saya hadir disana.
Sambil mengikuti acara, saya komunikasi dengan bendahara, setelah bendahara memberitahu bahwa antrian sudah 25 saya segera pamitan pada guru pembimbing dan orangtua karena harus ke bank, setelah itu saya meluncur ke bank, dan Alhamdulillah tinggal antrian tiga lagi.
Meski terasa lelah karena harus bolak balik di dua tempat yang jaraknya lumayan jauh, Alhamdulillah bisa terkejar semua. Rasa lelah hilang ketika saya dapat menugaskan guru sesuai fungsinya dan melihat mereka menjalankan tugas dengan penuh tanggungjawab.
Ini hanya sekedar contoh kecil saja yang semua Kepala Sekolah atau para pejabat mengalaminya.
Sekadar catatan bila kegiatan kedinasan mewajibkan para Kepala Sekolah wajib menghadiri seperti rapat dinas, saya akan cancel kegiatan yang bisa ditangguhkan dan yang tidak terikat waktu.
Kegiatan bersamaan itu bagi saya menjadi tantangan tersendiri apakah saya bisa mengatasinya atau tidak. Ada kepuasan bila kita bisa melaksanakan kegiatan itu dan menaklukkan tantangan hehehe.
ADSN1919