HEADLINE
Mode Gelap
Artikel teks besar

Senyummu Seindah Bunga Sakura

Ruang Berbagi dan Informasi

 Senyummu Seindah Bunga Sakura

Detik-detik berlalu, aku semakin tergugu. Aku tidak mengenal diriku, entah apa yang terjadi di masa lalu. Aku biarkan mengalir seperti air sungai. Dimana nantinya bila bertemu muara. Apakah aku menemukan jati diri darimana asal usul kampung halaman.


Hidup ini sepertinya ada yang aneh, dari cara bicara sepertinya aku orang bangsawan. Bahkan sekeliling kampung menegur tutur kata yang sering kuucapkan sangat kasar dan itu bisa menjerumuskan ke jeruji besi. 


Di saat aku tidak mengenal diriku ini siapa, engkau hadir menghiasi hidup. Dan aku merasa nyaman.


Kutemukan pelangi di pelupuk matamu. Bahkan senyumanmu seindah bunga sakura yang sedang mekar. Hatiku melambung terbang tinggi seperti  layang-layang tinggi di awan. Kekasih, aku berjanji tetap menjaga hati ini hanya untukmu. Percayalah, entah kenapa aku merasa sangat mengenalmu semenjak kita bertemu lagi di acara pesta panen raya.


Senyumanmu melekat di sanubari sehingga tidur pun tak pernah lelap. Bayang-bayang dirimu menghantui. Di setiap ruangan engkau selalu hadir. Jiwa ini sangat tersiksa. 

Segera aku berlari secepat mungkin lincah seperti kijang. Hati ini berkata engkau berada di sana sedang menunggu kehadiranku.


Rasanya raga ini terbang melintasi awan hingga tak berapa lama aku sudah sampai di tempat kita pernah memadu janji. Hati ini berbunga-bunga engkau telah tiba sedang menungguku. Tetapi wajahmu tidak seindah bunga sakura, jantung ini berdebar dan bertanya-tanya, apa yang terjadi denganmu. Senyum itu telah berubah menjadi kelam serta pekat. 


Bibir indah seindah kelopak bunga mawar berkata " maafkan aku, ini terakhir kita bertemu, jurang di antara kita terlalu dalam. Bagaikan bumi dan langit. Hal yang tidak mungkin bisa bersatu,"


Aku hanya bisa terdiam dan terpaku tanpa bisa berkata-kata. Janji yang telah kuikrakan engkau ragukan. Padahal aku rela berbuat apapun asal hidup bersama denganmu. Aku bisa menyesuaikan perbedaan ini. Kekasih aku merasa rembulan turut bersedih, sinarnya yang syahdu tertutup kabut legam. Gelap gulita, bahkan angin pun ikut berdesir meninggalkan gigil yang membuat tubuh ini membeku.


Tapi aku tidak menyerah kekasih, aku pasti bisa meraih impian yang telah kita ikrarkan. Aku pasti bisa menemukan engkau kembali. Biarlah malam ini menjadi kelam dan pekat. Tenanglah hai jiwaku, kemana pun kekasihku berada aku pasti datang suatu hari nanti. Melabuhkan asmara sehidup semati. Seperti surya yang selalu hadir tepat waktu. Tunggu aku kekasih.


Prosa terinspirasi dari drama Korea 100daymyprinces


Erina Purba


Bekasi, 06072021

 © 2021 - Warkasa1919. All rights reserved

Traktir creator minum kopi dengan cara memberi sedikit donasi. Silahkan Pilih Metode Pembayaran

Tutup Iklan